Confirming you are not from the U.S. or the Philippines

Dengan memberikan pernyataan ini, saya mengaku dan mengesahkan bahawa:
  • Saya bukan seorang warganegara atau pemastautin A.S.
  • Saya bukan warga Filipina
  • Saya tidak memiliki secara langsung atau tidak langsung lebih daripada 10% saham/hak mengundi/faedah pemastautin A.S. dan/atau di bawah kawalan warganegara atau pemastautin A.S. yang dilaksanakan dengan cara lain
  • Saya tidak berada di bawah pemilikan langsung atau tidak langsung lebih daripada 10% saham/hak mengundi/faedah dan/atau di bawah kawalan warganegara atau pemastautin A.S. yang dilaksanakan dengan cara lain
  • Saya tidak berafiliasi dengan warganegara atau pemastautin A.S. dalam terma Bahagian 1504(a) FATCA
  • Saya menyedari akan liabiliti saya kerana membuat pengakuan palsu.
Untuk tujuan pernyataan ini, semua negara dan wilayah bergantung A.S. adalah sama dengan wilayah utama A.S. Saya memberi komitmen untuk mempertahan dan tidak mempertanggungjawabkan Octa Markets Incorporates, pengarah dan pegawainya terhadap sebarang sebarang tuntutan yang timbul dari atau berkaitan dengan sebarang pelanggaran pernyataan saya ini.
Kami berdedikasi terhadap privasi anda dan keselamatan maklumat peribadi anda. Kami hanya mengumpul e-mel untuk memberi tawaran istimewa dan maklumat penting tentang produk dan perkhidmatan kami. Dengan memberikan alamat e-mel anda, anda bersetuju untuk menerima surat sedemikian daripada kami. Jika anda ingin berhenti melanggan atau ada sebarang soalan atau masalah, tulis kepada Sokongan Pelanggan kami.
Octa trading broker
Buka akaun dagangan
Back

Pemerintah Indonesia Berlakukan PPN 12% Mulai 1 Januari 2025, Bisa Semakin Menekan Daya Beli Masyarakat

  • Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% akan diberlakukan mulai Januari 2025.
  • Kenaikan ini dikhawatirkan akan semakin melemahkan daya beli masyarakat.
  • Inflasi hanya akan terdampak relatif kecil dari kenaikan PPN 12%.

Per 1 Januari 2025 pemerintah Indonesia akan memberlakukan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ke 12% untuk semua barang yang sebelumnya dikenakan PPN 11%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa kebijakan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan negara demi mendukung stabilitas ekonomi nasional. Sri Mulyani juga menegaskan, kenaikan tersebut dilakukan sesuai Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Penerimaan dari PPN ini menurutnya, akan dialokasikan untuk mendukung program-program pembangunan yang dilakukan pemerintah, di antaranya infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, yang diharapkan akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut pakar Ekonomi dari Universitas Indonesia, Dr. Irwan Setiawan, saat diwawancara media Kompas, kenaikan PPN 12% dapat menekan daya beli masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah, sehingga akan menyebabkan konsumsi domestik menurun. Sementara menurut pendapat pakar lainnya, para pengusaha akan kesulitan menyesuaikan margin keuntungan di tengah penurunan daya beli masyarakat.

Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah menyiapkan paket insentif dengan membebaskan pengenaan PPN terhadap kebutuhan pokok seperti beras, daging ayam ras dan sapi, beberapa jenis ikan, telur ayam ras, cabai, bawang merah dan gula konsumsi. Untuk jasa yang tidak dikenakan PPN adalah jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa sosial, jasa asuransi, jasa keuangan, jasa angkutan umum, jasa tenaga kerja, jasa pemakaian air minum, jasa persewaan rumah susun dan rumah umum. Kemudian objek lainnya adalah Vaksin polio.

Sementara itu, menjawab kekhawatiran terhadap dampak kenaikan PPN pada inflasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, meski inflasi memang akan terpengaruh, tapi relatif tidak terlalu tinggi.  "Dampaknya pada inflasi sekitar 0,2%", kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. Inflasi saat ini masih rendah di sekitar 1,6% dan pemerintah masih akan menjaga tingkat di kisaran 1,5%-3,5%.

 

 

NZD/USD Bergerak di Atas 0,5650 karena Meningkatnya Peluang The Fed Mempertahankan Suku Bunga di Bulan Januari

NZD/USD melanjutkan kenaikan untuk 2 hari berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 0,5660 selama sesi Asia hari Senin. Pasangan mata uang NZD/USD menguat karena Dolar AS (USD) tetap lemah setelah data Indeks Harga Belanja Konsumsi Perorangan (Personal Consumption Expenditure/PCE) dari Amerika Serikat (AS).
Baca lagi Previous

WTI Diperdagangkan dengan Bias Positif Ringan di Sekitar Area $69,70-$69,75, Tak Ada Keyakinan Bullish

Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik tipis selama dua hari berturut-turut pada hari Senin dan menjauh dari level terendah dalam lebih dari satu pekan, di sekitar area $68,40-$68,35 yang disentuh pada hari Jumat. Namun, komoditas ini tidak memiliki keyakinan bullish dan diperdagangkan di sekitar area $69,75-$69,80 selama sesi Asia, naik kurang dari 0,50% untuk hari ini.
Baca lagi Next